mardi 5 avril 2011

Hors-La-Loi


Outside the Law


Kali ini kita bertemu lagi dengan karya penulis skenario sekaligus sutradara asal Aljazair, Rachid Bouchareb, yang berkisah tentang sejarah Aljazair. Bisa dibilang sebagai lanjutan Indigénes yakni film tentang keikutsertaan tentara dari koloni Aljazair yang ikut membebaskan Prancis dari cengkeraman Nazi Jerman di Perang Dunia ke-2, dan setelah saya tahu, ternyata diperankan oleh tiga aktor utama yang sama juga! Tetapi di film ini mereka menjadi tiga bersaudara, Saïd (Jamel Debouzze), Messaoud (Roschdy Zem), dan Abdulkader (Sami Bouajila), yang berjuang untuk kemerdekaan Aljazair dari jajahan Prancis..

Sang sutradara dengan cerdik mengkaitkan peristiwa sejarah penting dalam perang kemerdekaan Aljazair sebagai bumbu dari perjalanan hidup ketiga bersaudara ini. Seperti pada awal film tentang insiden pembunuhan massal/massacre di kota Sétif pada tahun 1945, mereka kehilangan ayah dan dua saudara perempuannya. Jalan nasib mereka masing-masing berbeda. Abdulkader sebagai aktivis militan ditahan oleh otoritas dan dipenjara di Prancis. Messaoud yang mendaftar sebagai tentara harus ikut bertugas di medan perang Indochina melawan Viet Minh. Sedangkan Saïd melihat kesempatan lebih baik untuk tinggal di Prancis dan mengajak sang ibu pindah serta mencari peruntungan dari apapun bisnis yang didapat.

Nasib juga yang membawa ketiga bersaudara ini ber-reuni di Prancis, tetapi karena tidak satu tujuan masing-masing, perbedaan semakin meruncing. Abdulkader semakin radikal dalam perjuangannya. Messaoud karena pengalamannya melihat gerakan kemerdekaan di Indochina bersedia membantu Abdulkader, sedangkan Saïd cenderung pragmatis lebih memilih mengembangkan bisnisnya sehingga timbul pertentangan di antara mereka sendiri, bahkan Saïd sempat diancam dibunuh oleh Abdulkader karena bisnisnya melenceng dari rencana perjuangannya.


Kemudian action lebih ditonjolkan pada upaya bunuh-membunuh yang dilakukan Abdulkader dan Messaoud (yang pro-FLN/Front de Libération Nationale) terhadap lawan politiknya (yang pro-MNA/Mouvement Nationale Algérien), dikenal dengan istilah "café wars" (don't ask me what it is, just check this out) dalam rangka berebut pengaruh orang Aljazair perantauan. Serta melakukan teror plus menghabisi para aparat yang menghalang-halangi gerakan mereka. Polisi dan pihak keamanan pun tak tinggal diam dengan membalas secara brutal. Tak lama, gerak-gerik Abdulkader dan Messaoud tercium dan sempat terkepung. Untungnya Saïd datang membantu. Giliran nyawa Saïd terancam, Abdulkader lah yang menyelamatkan saudaranya.

Walaupun dibalut dengan latar belakang sejarah, intrik tarik-menarik antar kepentingan dari tiga bersaudara kurang digali so kita hanya disuguhi serentetan aksi pembunuhan brutal sebagai ekspresi radikal si Abdulkader, dan ini yang tidak cukup menjadi alasan sebagai sumber pertentangan antar saudara itu. Karakter Saïd sebagai penyeimbang tidak terlalu terasa, kecuali pada sekitar seperempat terakhir film. So film produksi 3 negara ini (Prancis, Belgia dan Aljazair) cukup dinikmati dalam kacamata tinjauan sejarah saja, dan selebihnya sebagai hiburan :)


HORS-LA-LOI: 3/5
GAMBAR: 3,5/5
CERITA: 3/5
ACTING: 2,5/5 (rather weak)
ACTION: 3/5 (assasination spree)

Note (from imdb.com):
After losing their family home in Algeria, three brothers and their mother are scattered across the globe. Messaoud joins the French army fighting in Indochina; Abdelkader becomes a leader of the Algerian independence movement in France and Saïd moves to Paris to make his fortune in the shady clubs and boxing halls of Pigalle. Gradually, their interconnecting destinies reunite them in the French capital, where freedom is a battle to be fought and won. Written by Silenzio.

Aucun commentaire: