lundi 10 janvier 2011

Die Fremde


When We Leave

When you leave, it is important to leave something behind..


Sibel Kekili, aktris Jerman keturunan Turki, tampil kembali dalam film yang bertemakan kehidupan keluarga Turki di Jerman (ingat film Gegen die Wand?). Berperan sebagai Umay, seorang ibu muda beranak satu yang meninggalkan suaminya Kemal di Istanbul, Turki, untuk kembali ke rumah orang tuanya di Jerman. Alasannya mungkin masuk akal, yakni KDRT, tetapi orangtuanya tetap menganjurkan Umay untuk kembali ke suaminya sesuai dengan adat tradisional orang Turki. Umay tentu saja menolak dan bersikeras ingin tinggal di Jerman saja.

Kerasnya hati Umay membuat ayah Umay sangat marah karena membuat harga diri keluarga jatuh, apalagi setelah tahu Kemal ternyata menolak menerima kembali Umay. Kemal juga meminta Cem, anak mereka, untuk dikembalikan kepada ayahnya.
Mendengar hal ini, Umay memilih mempertahankan Cem untuk tetap tinggal dengannya, dan dengan melapor ke polisi, Umay bisa meninggalkan rumah orangtua dengan Cem masih di sisinya. Ayahnya dan juga kakak laki-lakinya, Mehmet, marah besar. Perkawinan Halima, adik perempuannya, juga terancam gagal karena keluarga calon suaminya tidak terlalu berkenan dengan nama keluarga Umay sudah tercoreng, sehingga Halima pun membenci Umay. Hanya Acar, adik laki-lakinya, yang mendukung Umay.

Umay dengan segala upaya mencoba berbaikan dalam berbagai kesempatan, tetapi orangtua sudah 'kadung' kecewa, maka Umay selalu diusir dan dianggap bukan bagian dari keluarga. Ternyata penderitaan Umay tidak sampai di situ saja...


Sangat menarik dalam memperhatikan film bertema "pertentangan dua dunia", yang mana adat Turki yang konservatif tetap bertahan sekalipun berada dalam lingkungan budaya Jerman yang liberal. Saya rasa film dengan tema seperti ini akan tetap digali untuk menjembatani isu perbedaan budaya serta upaya integrasi dalam kehidupan multikultur di Jerman. Saya tidak yakin 'honour killing' masih menjadi adatnya orang Turki (or is it still?), apalagi sampai harus dilakukan walaupun di negeri Jerman. Namun sutradara Feo Aladag dengan tepat menempatkan penderitaan seorang wanita korban kekerasan rumah tangga sebagai fokus untuk mengirim pesan kepada penonton untuk memperjuangkan hak wanita dan posisinya yang semakin dilemahkan oleh adat. Dikatakan juga sang sutradara: I made Die Fremde because I believe we live in a multicultural society which can no longer rest on promoting consensus but must rather find new ways in dealing with arising divergence (dari Wikipedia).


DIE FREMDE: 3/5
GAMBAR: 3/5
CERITA: 3,5/5
ACTING: 3/5 (Cem the cute knows how to act!)

Note (from imdb.com):
German-born Umay flees her oppressive marriage in Istanbul, taking her young son Cem with her. She hopes to find a better life with her family in Berlin, but her unexpected arrival creates intense conflict. Her family is trapped in their conventions, torn between their love for her and the traditional values of their community. Ultimately they decide to return Cem to his father in Turkey. To keep her son, Umay is forced to move again. She finds the inner strength to build a new life for herself and Cem, but her need for her family's love drives her to a series of ill-fated attempts at reconciliation. What Umay doesn't realize is just how deep the wounds have gone and how dangerous her struggle for self-determination has become... Written by Independent Artists Filmproduktion

Aucun commentaire: